Selasa, 29 Desember 2015

Perkembangan Kelompok Sosial

Perkembangan Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Adanya proses sosial yang berlangsung dari waktu ke waktu, kelompok sosial dalam masyarakat terus mengalami perkembangan  menuju kepada titik keserasian tata hubungan serta efektifitas dalam memperoleh pemenuhan kebutuhan hidup.
1. Perkembangan kelompok-kelompok sosial dalam kesatuan teritorial
Adanya kemajuan telekomunikasi dan transaksi antar individu dalam skala teritorial yang makin luas, menyababkan kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kesamaan teritorial semkin lama semakin menipis. Rasa persatua akan semaki berkurang dengan lancarnya komunikasi dan transportasi antarmanusia dalam lintas yang luas. Seperti contoh berikut.
  • Menurunya solidaritas sosial warga masyarakat secara umum dalam lingkup wilayah RT, RW, Kelurahan, Hingga kecamatan
  • Menurunnya semangat kebangsaan akibat pergaulan antar individu yang mendunia, sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan kebangsaannya dan lebih mengutamakan kepentingan individualnya.
2. Perkembangan kelompok sosial dalam kesatuan genealogis
Dalam perkembanga kelompok sosial atas dasar kesatuan genelogis, munculah bentuk perkembangan yang bersifat alamiah antara lain suku-suku bangsa yang merupakan perkembangan dari keluarga extended family dan kerabat. Di indonesia kelompok ini masih bertahan dalam bentuk suku Aceh, Melayu, Jawa, Sunda, Bali, Dayak, dan sebagainya. Melalui perkembangan peradaban yang semakin modern kelompok sosial yang berdasarkan genealogis ini akan mengalami pemudaran apabila komunikasi semakin canggih dan teknologi semakin mutakhir.
3. Perkembangan kelompok sosial dalam kesatuan kepentingan
Perkembangan peradaban yang semakin modern, kelompok sosial yang berdasarkan keepntingan ini akan mengalami perkembangan yang paling pesat dari kelompok sosial yang lain. Dalam kelompok ini akan terjalin hubungan lintas suku, ras, agama dan teritorial yang semakin luas serta mendunia. Manusia modern cenderung akan mengutamakan perhitungan-perhitungan menuju pemenuhan kebutuhan hidup daam skala besar. Contoh dari kesatuan kepentingan ini seperti terbentuknya kesatuan ekonomi, politik,  dan sosial budaya tingkat dunia.
4. Perkembangan kelompok sosial dalam kesatuan religius.
Kelompok-kelompok religius menyatu  dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Melalui kesamaan ideologi keagamaan inilah hingga kini masih tetap terjalin kelompok-kelompok sosial dengan nuansa religius. Wujud nyata dari kesatuan religius ini adalah munculnya kelompok-kelompok sosial dalam bentuk umat beragaman. 
Proses perubahan dan perkembangan pada masyarakat multikultural pada dasarnya akan berlangsung lebih kompleks daripada perubahan pada masyarakat yang bersturktur heterogen. Disisi lain hubungan dan pengaruh timbal balik antar komponen masyarakat pada masyarakat multikultural akan jauh lebih sulit. Hal ini disebabkan masing-masing komponen masyarakat (suku bangsa) memiliki struktur budaya yang berbeda-beda, adat istiadat dan tatanan nilai yang berbeda pula. Untuk itu diperlukan sikap arif dan tenggang rasa agar hubungan yang terjalain bersifat kooperatif dan akomodatif yang mampu melahirkan gerak perubahan sosial budaya yang lebih bersifat progresif.
Pada masyarakat multikultural yang memiliki struktur budaya dan tata nilai yang berbeda, memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi yang mengarah pada terjadinya konflik baik secara horizontal maupun vertikal.  Untuk itu kita harus mengembangkan sikap tolerensi  dan sikap empati kepada unsur-unsur masyarakat yang lain sekalipun memiliki struktur budaya, ras dan agama yang berbeda.
Perubahan dan perkembangan kebudayaan pada masyarakat multikultural  harus diarahkan menjadi progresif dengan tetap memperhatikan sendi-sendi kebudayaan daerah. Ini berarti bahwa tidak semua warisan generasi terdahlu harus dipertahankan, melaikan dapat dirubah dan disesuaikan dengan perkembangan zaman dan tuntutan kehidupan sekarang. 
Berikut beberapa sikap-sikap nyata yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan.
  1. Mengembangkan unsur-unsur budaya lokal sedemikian rupa, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi bangsa.
  2. Memelihara kelangsungan hidup budaya lokal yang memiliki nilai-nilai luhur dan menjadi pedoman perilaku secara fundamental bagi masyarakat indonesia.
  3. Melakukan seleksi dari semua pengaruh budaya asing dengan prinsip menerima budaya yang menguntungkan dan menolak budaya-budaya yang merugikan atau yang diperkirakan dapat mengikis unsur-unsur budaya lokal
  4. Menghilangkan atau mengahapus budaya lokal yang dirasa sudah tidak sesuai dengan taraf perkembangan zaman sekarang.

    Keanekaragaman Kelompok Sosial

    Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
    1. Keanekaragaman Dalam Bentuk Agama Dan Kepercayaan
    Keanekaragaman agama sangat berbeda dengan proses terbentuknya keanekaragaman ras maupun suku bangsa. Agama berkembang seiring dengan tingkat peradaban manusia dan akan selalu ada sepanjang masa. Agama dan kepercayaan mempunyai kesamaan di dalam fungsinya yaitu sebagai cara agar manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Kebinekaan agama akan menumbuhkan kebinekaan budaya yang bersumber dari agama yang ada di dalam masyarakat.
    • Agama Islam : Agama islam merupakan agama mayoritas di Indonesia yang hampir merata di seluruh tanah air.
    • Agama Kristen : Di Indonesia agama Kristen merupakan agama besar yang kedua setelah agama islam. Penganutnya banyak terdapat di provinsi Maluku.
    • Agama Katolik : agama katolik merupakan agama terbesar ketiga setelah agama Kristen dan islam. di Indonesia penganut agama katolik sebagian besar berada di wilayah Indonesia bagian timur.
    • Agama Hindu : agama katolik merupakan agama yang sangat tua usianya.
    • Agama Budha : agama budha juga merupakan agama yang cukup tua berkembang di Indonesia. ajaran agama budha berasal dari india sampai di Indonesia.          

    2. Keanekaragaman Dalam Bentuk Ras
    Pada dasarnya ras merupakan kelompok orang yang memiliki ciri-ciri fisik yang relative sama.Ciri-ciri fisik ini meliputi warna kulit, postur tubuh,bentuk dan warna rambut,dan karakteristik pada raut muka seperti hidung ,bola mata ,dan bibir. Beberapa jenis ras dalam kelompok besar di dunia, antara lain sebagai berikut.
    a. Ras Caucasoid
    Di eropa dengan struktur alam yang relative dingin akan memengaruhi tipe ras yang berada di sana dengan warna kulit putih,rambut pirang dan manik mata berwarna biru yang lazim disebut ras Caucasoid atau orang-orang kulit putih. 
    b. Ras Mongoloid
    Benua asia mempunyai tipe ras asli dengan warna kulit kuning dan sawo matang,postur tubuh sedang ,bentuk bibir dan hidung biasa,ras ini lazim disebut ras mongoloid. Ras ini masih terbagi menjadi 3 kelompok ras,yaitu ras asiatik mongoloid,Malayan mongoloid, dan American mongoloid.
    c. Ras Negroid
    Ras ini mempunyai ciri khusus warna kulit  hitam ,rambut keriting ikal,bibir tebal,hidung pesek,dan bermata lebar dengan postur tubuh sedang hingga tinggi besar. Ras negroid terbagi menjadi 3 kelompok yaitu ras African hegroid,negrito.dan melanesoid.
    d. Ras Austroloid/Melanesoid
    Sebelum zaman es benua Autralia meluas hingga Tasmania,selandia baru,papua,dan Maluku. Daerah ini mempunyai penduduk asli orang-orang aborigin serta orang-orang mikronesia,papua,Tasmania yang mempunyai ciri-ciri fisik sama dengan ras melanesoid. Ras austroloid merupakan ras asli benua Australia. 
    e. Ras-Ras Khusus
    Dilihat dari ciri-ciri fisiknya ras-ras ini diduga merupakan bentuk-bentuk perpaduan dari keempat tip eras yaitu ras Caucasoid,mongoloid,negroid,dan australoid. Misalnya ras aino yang merupakan perpaduan antara ras asiatik mongoloid dengan ras American mongloid.
    3. Keanekaragaman Dalam Bentuk Suku Bangsa
          Pada dasarnya suku bangsa berkembang mulai dari keluarga,kemudian menjadi extended family,menjadi kelompok etnis dalam bentuk kerabat besar dan akhirnya terbentuk suku bangsa. Menurut Sutan Takdir Ali Syahbana Indonesia memiliki lebih dari 250 suku bangsa. Antara lain sebagai berikut. 
    • Di pulau Sumatra terdapat suku aceh,suku melayu,suku lampung suku Bangka dan Belitung dan lain-lain.
    • Di Pulau Kalimantan terdapat suku dayak,suku dayak ngaju,Malayan.outdotnum,suku banjar,suku melayu,dan lain-lain.
    • Di pulau jawa dan Madura terdapat suku sunda,suku jawa,suku betawi,suku baduy,dan lain-lain.
    • Di pulau Sulawesi terdapat duku minahasa,suku toraja,suku bugis makasar.
    • Di kepulauan Maluku terdapat suku ternate,suku tidore,suku ambon,suku Halmahera,suku buru,suku key dan lain-lain.
    • Di nusa tenggara terdapat suku sasak, suku nusa penida, suku sumba, suku flores dan lain-lain.
    • Di papua terdapat suku fak-fak,suku manokwari,suku dani,dan suku asmat. 

          Dalam rangka meningkatkan integrasi bangsa di bidang etnis dan budaya maka perlu ditingkatkan sarana komunikasi baik melalui darat dan udara sehingga memungkinkan adanya pembauran budaya dan ras antarsuku bangsa yang ada di Indonesia.

    Masyarakat Multikultural

    A. Pengertian masyarakat multikultural
         Masyarakat multikultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai sistem budaya lebih dari satu dan biasanya melekat dalam kehidupan satu suku bangsa. Sitem budaya ini merupakan warisan generasi pendahulu dari suku bangsa tersebut. Sistem budaya ini menjadi sarana untuk menyelenggarakan kehidupan bagi suku bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur budaya yang lengkap terdiri atas sistem komunikasi atau bahasa, sistem religi, kesenian, ilmu pengetahuan, sistem teknologi, sistem matapencaharian dan sistem organisasi sosial.
    Ø Berikut ini pandangan ahli sosiologi tentang masyarakat multikultura
    • J.S Furnivall

    Masyarakat multikultural terbentuk oleh dua atau lebih komunitas (kelompok), mereka ini secara budaya dan ekonomi terpisah satu sama lain. Struktur kelembagaan yang terdapat di dalam kelompok tersebut berbeda satu dengan lain.
    • Nasikun
    Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang menganut banyak nilai. Hal ini terbentuk karena kelompok sosial yang ada di dalamnya memiliki sistem nilai tersendiri.

    B. Ciri-ciri masyarakat multikultural
    1. Dalam kehidupan sehari-hari relatif lebih sulit membentuk suatu integrasi budaya, bahkan seolah - olah integrasi sosial budaya cenderung terpaksa.
    2. Lebih sering terjadi perubahan-perubahan baik dalam kelembagaan maupun dalam sistem sosial budayanya.
    3. Mempunyai peluang yang lebih banyak untuk terjadinya kompetisi hidup dan konflik sosial.
    4. Masyarakat multikultural pasti memiliki lebih dari sistem budaya dan sistem tata nilai.
    5. Terdapat sub-sub kebudayaan, kelembagaan, serta lembaga sosialnya lebih bersifat nonkomplementer artinya satu dengan yang lain tidak saling memberi dukungan.

    Agar lebih menambah pemahaman, berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe.
    1. Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda
    2. Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
    3. Kurang dapat mengembangkan konsensus mengenai nilai dasar
    4. Relatif sering mengalami konflik
    5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan,
    6. Ketergantungan ekonomi, dan/atau Dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
    7. Loyalitas berlebih yang disebut in group feeling dimana perasaan yang dapat menimbulkan sikap mengutamakan kelompoknya secaramembabi-buta yang berakibat toleransi dan integrasi menjadi terhambat

    C. Faktor penyebab terbentuknya masyarakat multikultural
         Kemajemukan di indonesia dipengaruhi berbagai banyak faktor. Berikut lima faktor yang mempengaruhi kemajemukan bangsa indonesia.
    a. Faktor Geologis Indonesia
              Kondisi sejarah kehidupan yang panjang dimasa lalu yang bersumber dari berbedanya struktur geologi berserta tata kehidupan yang ada di atasnya telah memunculkan tata nilai, kelembagaan, serta struktur sosial di masyarakat indonesia.
    Secara geologi indonesia terdiri dari tiga zone yang berbeda sebagai berikut :
    1.  Zona geologi indonesia timur : Meliputi daerah maluku, NTT, dan Papua menjadi satu struktur geologi dengan australia dan pulau-pulau disekitarnya. Struktruk flora, fauna, dan manusianya satu rumpun dengan kawasan australia dan malanesia (ras melanosoid).
    2. Zona geologi indonesia tengah : Meliputi pulau-pulau sulawesi dan sebagian nusa tenggara barat. Pada daerah geologi ini jenis flora, fauna, dan manusianya merupakan satu rumpun dengan filipina, jepang, cina, dan korea.
    3. Zona geologi indonesia barat : Meliputi pulau sumatra, jawa, madura, bali, dan kalimantan menjadi satu struktur geologi dengan Asia. Struktur flora, fauna, dan manusianya satu rumpun dengan kawasan asia tenggara pada umunya. (Malayan Mongoloid)
    b. Faktor letak geografis Indonesia
           Jika kita lihat sebelum indonesia merdeka, kawasan indonesia merupakan wilayah yang strategis. Letak indonesia menjadi persilangan transportasi laut dunia terutama yang melalui perairan selat malaka. Kondisi etak indonesia yang strategis, menyebabkan indonesia sering dikunjungi bangsa-bangsa lain yang mempunyai jinis ras dan budaya yang berbeda. Pengaruh persinggahan ini kemudian membentuk percampuran ras dan unsur-unsur budaya tertentu, sehingga bangsa indonesia menjadi multikultur.
    c. Faktor bentuk wilayah yang berupa kepulauan.
         Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ±17.677 buah pulau. Wilayah yang terpecah-pecah ini memungkinkan kelompok-kelompok masyarakat dalam satu pulau terpisah pergaulannya dengan pulau yang laian, sehingga struktur budayanya berkembang sendiri-sendiri. Hal ini kemudia memunculkan perbedaan antar satu dengan yang lain. Itulah mengapa indonesia memiliki banyak suku-suku sengan struktur budaya yang berbeda-beda.
    d. Faktor historis pemerintah sebelum kemerdekaan.
             Bangsa indonesia telah berkali-kali dijajah dan dikuasai bangsa lain yang memiliki budya yang berbeda-beda dalam waktu yang relatif lama. Telah meyababkan adanya penetrasi budaya yang dilakukan oleh masing-masing penjajah kepada bangsa indonesia, sehingga membekas dalam struktur budaya sekarang.
    e. Faktor percampuran antar masyarakat.
            Percampuran antara ras dan suku bangsa telah menghasilkan masyarakat yang semakin majemuk dalam bentuk suku, ras, budaya, dan agama. Struktur budaya masyarakat bercampur secara kompleks, sehingga melahirkan corak budaya baru yang lebih beraneka ragam dari corak kebudyaan sebelumnya. Hal ini ini dapat muncul seperti dalam bahasa, pakaian, masakan, adat istiadat, perumahan, maupun sub-subkebudayaan lainnya.

    D. Perilaku dalam masyarakat multikultural
             Dalam kehidupan masyarakat multikultural sering tidak dapat dihindari berkembangnya paham-paham atau cara hidup yang didasarkan pada etnosentrisme,primordialisme, dan sebagainya.
    • Etnosentrisme merupakan paham atau sikap menilai kebudayaan suku bangsa/kelompok lain menggunakan ukuran yang berlaku di suku bangsa kelompok/masyarakat sendiri.
    • Primordialisme merupakan tindakan memperlakukan secara istimewa(memberi prioritas) orang-orang yang berlatar belakang suku bangsa, agama, ras, aliran atau golongan yang sama dalam urusan publik.
    • Kronisme yaitu lebih memprioritaskan teman.
    • Nepotisme yaitu memprioritaskan anggota keluarga.
    • Ekslusivisme, yaitu sikap enggan berinteraksi dengan kelompok sosial lainnya.