Selasa, 29 Desember 2015

Masyarakat Multikultural

A. Pengertian masyarakat multikultural
     Masyarakat multikultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai sistem budaya lebih dari satu dan biasanya melekat dalam kehidupan satu suku bangsa. Sitem budaya ini merupakan warisan generasi pendahulu dari suku bangsa tersebut. Sistem budaya ini menjadi sarana untuk menyelenggarakan kehidupan bagi suku bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur budaya yang lengkap terdiri atas sistem komunikasi atau bahasa, sistem religi, kesenian, ilmu pengetahuan, sistem teknologi, sistem matapencaharian dan sistem organisasi sosial.
Ø Berikut ini pandangan ahli sosiologi tentang masyarakat multikultura
  • J.S Furnivall

Masyarakat multikultural terbentuk oleh dua atau lebih komunitas (kelompok), mereka ini secara budaya dan ekonomi terpisah satu sama lain. Struktur kelembagaan yang terdapat di dalam kelompok tersebut berbeda satu dengan lain.
  • Nasikun
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang menganut banyak nilai. Hal ini terbentuk karena kelompok sosial yang ada di dalamnya memiliki sistem nilai tersendiri.

B. Ciri-ciri masyarakat multikultural
  1. Dalam kehidupan sehari-hari relatif lebih sulit membentuk suatu integrasi budaya, bahkan seolah - olah integrasi sosial budaya cenderung terpaksa.
  2. Lebih sering terjadi perubahan-perubahan baik dalam kelembagaan maupun dalam sistem sosial budayanya.
  3. Mempunyai peluang yang lebih banyak untuk terjadinya kompetisi hidup dan konflik sosial.
  4. Masyarakat multikultural pasti memiliki lebih dari sistem budaya dan sistem tata nilai.
  5. Terdapat sub-sub kebudayaan, kelembagaan, serta lembaga sosialnya lebih bersifat nonkomplementer artinya satu dengan yang lain tidak saling memberi dukungan.

Agar lebih menambah pemahaman, berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe.
  1. Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda
  2. Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
  3. Kurang dapat mengembangkan konsensus mengenai nilai dasar
  4. Relatif sering mengalami konflik
  5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan,
  6. Ketergantungan ekonomi, dan/atau Dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
  7. Loyalitas berlebih yang disebut in group feeling dimana perasaan yang dapat menimbulkan sikap mengutamakan kelompoknya secaramembabi-buta yang berakibat toleransi dan integrasi menjadi terhambat

C. Faktor penyebab terbentuknya masyarakat multikultural
     Kemajemukan di indonesia dipengaruhi berbagai banyak faktor. Berikut lima faktor yang mempengaruhi kemajemukan bangsa indonesia.
a. Faktor Geologis Indonesia
          Kondisi sejarah kehidupan yang panjang dimasa lalu yang bersumber dari berbedanya struktur geologi berserta tata kehidupan yang ada di atasnya telah memunculkan tata nilai, kelembagaan, serta struktur sosial di masyarakat indonesia.
Secara geologi indonesia terdiri dari tiga zone yang berbeda sebagai berikut :
  1.  Zona geologi indonesia timur : Meliputi daerah maluku, NTT, dan Papua menjadi satu struktur geologi dengan australia dan pulau-pulau disekitarnya. Struktruk flora, fauna, dan manusianya satu rumpun dengan kawasan australia dan malanesia (ras melanosoid).
  2. Zona geologi indonesia tengah : Meliputi pulau-pulau sulawesi dan sebagian nusa tenggara barat. Pada daerah geologi ini jenis flora, fauna, dan manusianya merupakan satu rumpun dengan filipina, jepang, cina, dan korea.
  3. Zona geologi indonesia barat : Meliputi pulau sumatra, jawa, madura, bali, dan kalimantan menjadi satu struktur geologi dengan Asia. Struktur flora, fauna, dan manusianya satu rumpun dengan kawasan asia tenggara pada umunya. (Malayan Mongoloid)
b. Faktor letak geografis Indonesia
       Jika kita lihat sebelum indonesia merdeka, kawasan indonesia merupakan wilayah yang strategis. Letak indonesia menjadi persilangan transportasi laut dunia terutama yang melalui perairan selat malaka. Kondisi etak indonesia yang strategis, menyebabkan indonesia sering dikunjungi bangsa-bangsa lain yang mempunyai jinis ras dan budaya yang berbeda. Pengaruh persinggahan ini kemudian membentuk percampuran ras dan unsur-unsur budaya tertentu, sehingga bangsa indonesia menjadi multikultur.
c. Faktor bentuk wilayah yang berupa kepulauan.
     Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ±17.677 buah pulau. Wilayah yang terpecah-pecah ini memungkinkan kelompok-kelompok masyarakat dalam satu pulau terpisah pergaulannya dengan pulau yang laian, sehingga struktur budayanya berkembang sendiri-sendiri. Hal ini kemudia memunculkan perbedaan antar satu dengan yang lain. Itulah mengapa indonesia memiliki banyak suku-suku sengan struktur budaya yang berbeda-beda.
d. Faktor historis pemerintah sebelum kemerdekaan.
         Bangsa indonesia telah berkali-kali dijajah dan dikuasai bangsa lain yang memiliki budya yang berbeda-beda dalam waktu yang relatif lama. Telah meyababkan adanya penetrasi budaya yang dilakukan oleh masing-masing penjajah kepada bangsa indonesia, sehingga membekas dalam struktur budaya sekarang.
e. Faktor percampuran antar masyarakat.
        Percampuran antara ras dan suku bangsa telah menghasilkan masyarakat yang semakin majemuk dalam bentuk suku, ras, budaya, dan agama. Struktur budaya masyarakat bercampur secara kompleks, sehingga melahirkan corak budaya baru yang lebih beraneka ragam dari corak kebudyaan sebelumnya. Hal ini ini dapat muncul seperti dalam bahasa, pakaian, masakan, adat istiadat, perumahan, maupun sub-subkebudayaan lainnya.

D. Perilaku dalam masyarakat multikultural
         Dalam kehidupan masyarakat multikultural sering tidak dapat dihindari berkembangnya paham-paham atau cara hidup yang didasarkan pada etnosentrisme,primordialisme, dan sebagainya.
  • Etnosentrisme merupakan paham atau sikap menilai kebudayaan suku bangsa/kelompok lain menggunakan ukuran yang berlaku di suku bangsa kelompok/masyarakat sendiri.
  • Primordialisme merupakan tindakan memperlakukan secara istimewa(memberi prioritas) orang-orang yang berlatar belakang suku bangsa, agama, ras, aliran atau golongan yang sama dalam urusan publik.
  • Kronisme yaitu lebih memprioritaskan teman.
  • Nepotisme yaitu memprioritaskan anggota keluarga.
  • Ekslusivisme, yaitu sikap enggan berinteraksi dengan kelompok sosial lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar